SEJARAH TUGU BALAIKOTA KAMI
Sejarah Taman Tugu Kota Malang
Jika Anda
berkunjung ke Kota Malang, pasti akan mendengar istilah “walikan” khas
Malang seperti ngalam, genaro, ongis nade, uklam-uklam, dan sebagainya.
Namun selain Anda mendengar bahasa khas tersebut Anda juga tidak boleh
melewatkan berkunjung ke tempat-tempat khas dan bersejarah di Kota
Malang. Mulai dari tempat wisata yang eksotis dengan panorama pegunungan
dan pesona pantainya (tidak kalah dari Bali), tempat kerajinan tangan
(hampir setara dengan Jogja), situs purbakala (pecahannya dari kerajaan
Majapahit dan kerajaan Singosari), agrowisata (apel, strawberry, buah
naga, dan sebagainya), dan tentunya adalah taman – taman yang menghiasi
kota indah ini.
Salah satu yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah Taman Tugu Balaikota Malang, yang dikenal juga dengan istilah Alun-alun Bunder, Taman Tugu Bunder, Alun-alun tugu, dll.
Taman di kota Malang? Bagus tidak ya? Tentunya taman Kota Malang juga
punya standar menurut Standar Taman Kota. Taman perkotaan yang merupakan
lahan terbuka hijau, dapat berperan dalam membantu fungsi hidrorologi
dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Pepohonan melalui
perakarannya yang dalam mampu meresapkan air ke dalam tanah, sehingga
pasokan air dalam tanah (water saving) semakin meningkat dan jumlah
aliran limpasan air juga berkurang yang akan mengurangi terjadinya
banjir. Diperkirakan untuk setiap hektar ruang terbuka hijau, mampu
menyimpan 900 m3 air tanah per tahun. Namun yang pasti taman harus
berfungsi sebagai:
Fungsi kesehatan. Peran pepohonan yang ada di taman tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia. Setiap satu hektar ruang terbuka hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna dikonsumsi 1.500 penduduk perhari, membuat dapat bernafas dengan lega.
Fungsi ekologis, yaitu sebagai penjaga kualitas lingkungan kota. Bahkan rindangnya taman dengan banyak buah dan biji-bijian merupakan habitat yang baik bagi burung-burung untuk tinggal, sehingga dapat mengundang burung-burung untuk berkembang. Pentingnya tanaman dan hutan sebagai paru-paru kota yang diharapkan dapat membantu menyaring dan menyerap polutan di udara.
Tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif. Tersedianya lahan yang teduh sejuk dan nyaman, mendorong warga kota dapat memanfaatkan sebagai sarana berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan bermain, dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar sehingga dapat menghilangkan rasa capek.
Memiliki nilai estetika. Dengan terpeliharanya dan tertatanya taman kota dengan baik akan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan memiliki nilai estetika. Taman kota yang indah, dapat juga digunakan warga setempat untuk memperoleh sarana rekreasi dan tempat anak-anak bermain dan belajar.Sekarang saya akan mengajak Anda untuk berkunjung ke salah satu taman yang berada di kota Malang (walaupun cuma lewat dunia maya).
Taman Tugu Bunder, kenapa bisa disebut dengan nama itu?
Ya disini saya yang memberi nama itu, karena dilihat secara objektif taman ini berbentuk bunder mengelilingi sebuah monumen tugu. Ketika saya masuk ke dalam taman ini, sebagian besar perhatian di dalam benak saya langsung tertuju pada sebuah monumen tugu dan barulah saya menikmati kedamaian dari sebuah tatanan taman di sekelilingnya.
Sebelum kita mengenal lebih dalam tentang Taman Tugu Bunder, ada baiknya saya lampirkan sejarah berdirinya taman ini.
1. Sejarah
Pada zaman kompeni Belanda, taman ini pertama kali dibuat oleh Gubernur Pemerintah Hindia Belanda (naman jadulnya Indonesia pas masih dijajah Belanda) yang waktu itu dipimpin oleh Jenderal Pieter Zoen Coen. Modelnya yang masih sederhana dengan konsep terbuka (belum ada tugunya) tanpa dibatasi pagar yang menghalang. Dulu taman ini dibangun untuk sekedar pelengkap halaman gedung Kegubernuran Hindia Belanda.
Taman J.P. Zoen CoenSetahun setelah Kemerdekaan Indonesia (hasil KMB di Den Haag) tepatnya 17 Agustus 1946, masyarakat Malang mendesak untuk merubah struktur pemerintahan daerahnya dengan menjadikan orang Indonesia sebagai pimpinannya. Sekaligus diletakkan batu pertama pertanda dibangunnya Monumen Tugu yang ditandatangani oleh Mr. Soekarno dan A.G. Suroto lalu diresmikanlah. Tapi pada tahun 1948, terjadi agresi militer Belanda I yang menghancurkan monumen tugu ini (bentuk kekesalan Belanda atas kegigihan “arek-arek” Malang). Dan pada tahun 1953, pemerintah Malang kembali membangun Monumen Tugu dan diresmikan (lagi) oleh Presiden RI yaitu Ir. Soekarno.
peresmian taman Tugu Bunder oleh Ir. Soekarno
Sebagai informasi Hari Jadi Kota Malang tuh berawal pada tanggal 1 April 1914.
2. Deskripsi Taman Tugu Bunder (Saat Ini)
Nah, sekarang saya ingin mengajak Anda untuk mencoba ngerasain “feel of Tugu Bunder Park” lewat beberapa tampilan gambar. Satu taman terindah di Malang dengan sebuah monumen tugu berdiri tegak meruncing, beralaskan kolam air dengan teratai yang mekar, berselimutkan tatanan vegetasi tanaman hias, dan berlingkar pohon trembesi berumur sangat tua.
Begitu juga dengan aktivitas pada malam hari, tampak lampu hias yang merangkai monumen tugu dan lampu taman yang menyala seakan layaknya bulan untuk tanaman hias dibawahnya. Terlihat juga pasangan muda mudi yang sedang merasakan romantisme dari sajian Taman Tugu Bunder. Seakan kembali menghidupkan suatu momen untuk mereka kenang nanti di kemudian hari dan menjadi saksi bisu dari cerita hidup mereka.
Terkait dengan unsur budaya rakyat Indonesia khususnya Malang, saya akan sedikit menjabarkan makna dari sebuah hasil karya manusia ini.
Dari sebuah monumen tugu yang berada di tengah melambangkan pusat untuk kelima penjuru arah, dimana arah yang lebih diutamakan adalah yang menuju Gedung Balaikota. Sedangkan keempat arah lainnya mewakili jalan raya yang berada di luar lingkaran taman ini.
Tangga yang berbentuk 4 dan 5 sudut, Bintang yang mempunyai 8 tingkat dan 17 pondasi, jadi melambangkan tanggal bersejarah Indonesia yaitu 17 Agustus 1945.
Bunga Teratai disekitar monumen yang berwarna putih dan merah melambangkan keberanian dan kesucian sesuai bendera Indonesia tercinta.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan dan budayanya . .
Sumber : http://mediacenter.malangkota.go.id
Salah satu yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah Taman Tugu Balaikota Malang, yang dikenal juga dengan istilah Alun-alun Bunder, Taman Tugu Bunder, Alun-alun tugu, dll.
Fungsi kesehatan. Peran pepohonan yang ada di taman tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia. Setiap satu hektar ruang terbuka hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna dikonsumsi 1.500 penduduk perhari, membuat dapat bernafas dengan lega.
Fungsi ekologis, yaitu sebagai penjaga kualitas lingkungan kota. Bahkan rindangnya taman dengan banyak buah dan biji-bijian merupakan habitat yang baik bagi burung-burung untuk tinggal, sehingga dapat mengundang burung-burung untuk berkembang. Pentingnya tanaman dan hutan sebagai paru-paru kota yang diharapkan dapat membantu menyaring dan menyerap polutan di udara.
Tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif. Tersedianya lahan yang teduh sejuk dan nyaman, mendorong warga kota dapat memanfaatkan sebagai sarana berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan bermain, dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar sehingga dapat menghilangkan rasa capek.
Memiliki nilai estetika. Dengan terpeliharanya dan tertatanya taman kota dengan baik akan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan memiliki nilai estetika. Taman kota yang indah, dapat juga digunakan warga setempat untuk memperoleh sarana rekreasi dan tempat anak-anak bermain dan belajar.Sekarang saya akan mengajak Anda untuk berkunjung ke salah satu taman yang berada di kota Malang (walaupun cuma lewat dunia maya).
Taman Tugu Bunder, kenapa bisa disebut dengan nama itu?
Ya disini saya yang memberi nama itu, karena dilihat secara objektif taman ini berbentuk bunder mengelilingi sebuah monumen tugu. Ketika saya masuk ke dalam taman ini, sebagian besar perhatian di dalam benak saya langsung tertuju pada sebuah monumen tugu dan barulah saya menikmati kedamaian dari sebuah tatanan taman di sekelilingnya.
Sebelum kita mengenal lebih dalam tentang Taman Tugu Bunder, ada baiknya saya lampirkan sejarah berdirinya taman ini.
1. Sejarah
Pada zaman kompeni Belanda, taman ini pertama kali dibuat oleh Gubernur Pemerintah Hindia Belanda (naman jadulnya Indonesia pas masih dijajah Belanda) yang waktu itu dipimpin oleh Jenderal Pieter Zoen Coen. Modelnya yang masih sederhana dengan konsep terbuka (belum ada tugunya) tanpa dibatasi pagar yang menghalang. Dulu taman ini dibangun untuk sekedar pelengkap halaman gedung Kegubernuran Hindia Belanda.
Taman J.P. Zoen CoenSetahun setelah Kemerdekaan Indonesia (hasil KMB di Den Haag) tepatnya 17 Agustus 1946, masyarakat Malang mendesak untuk merubah struktur pemerintahan daerahnya dengan menjadikan orang Indonesia sebagai pimpinannya. Sekaligus diletakkan batu pertama pertanda dibangunnya Monumen Tugu yang ditandatangani oleh Mr. Soekarno dan A.G. Suroto lalu diresmikanlah. Tapi pada tahun 1948, terjadi agresi militer Belanda I yang menghancurkan monumen tugu ini (bentuk kekesalan Belanda atas kegigihan “arek-arek” Malang). Dan pada tahun 1953, pemerintah Malang kembali membangun Monumen Tugu dan diresmikan (lagi) oleh Presiden RI yaitu Ir. Soekarno.
peresmian taman Tugu Bunder oleh Ir. Soekarno
Sebagai informasi Hari Jadi Kota Malang tuh berawal pada tanggal 1 April 1914.
2. Deskripsi Taman Tugu Bunder (Saat Ini)
Nah, sekarang saya ingin mengajak Anda untuk mencoba ngerasain “feel of Tugu Bunder Park” lewat beberapa tampilan gambar. Satu taman terindah di Malang dengan sebuah monumen tugu berdiri tegak meruncing, beralaskan kolam air dengan teratai yang mekar, berselimutkan tatanan vegetasi tanaman hias, dan berlingkar pohon trembesi berumur sangat tua.
- Tugu Kemerdekaan Kota Malang saat ini
- Tugu Kemerdekaan dikelilingi air mancur Monumen Tugu
- Taman Tugu Bunder
- Taman Tugu Bunder Dengan Background Balaikota Malang
- Teratai Memenuhi Kolam Sekeliling Tugu
- Air Mancur Di Sekeliling Tugu
Adapun beberapa
aktivitas manusia saat berada di dalam taman Tugu Bunder pada pagi
hari. Terlihat mereka yang sedang menikmati kenyamanan taman ini seperti
ketika berjalan mengelilingi bundaran kolam air, memandangi tanaman
hias, ada yang menuntun sepeda ke dalam taman, bahkan turis asing pun
tak mau ketinggalan untuk menikmatinya.
Inilah potret aktifitas mereka di dalam taman tugu bunder
Inilah potret aktifitas mereka di dalam taman tugu bunder
- Fauna Yang Tumbuh Di Taman Tugu
- Jenis Bunga Yang Tumbuh Di Taman Tugu
- Jenis bunga yang tumbuh di taman tugu dan inilah contoh kehidupan di lingkungan sekitar Taman Tugu Bunder
Begitu juga dengan aktivitas pada malam hari, tampak lampu hias yang merangkai monumen tugu dan lampu taman yang menyala seakan layaknya bulan untuk tanaman hias dibawahnya. Terlihat juga pasangan muda mudi yang sedang merasakan romantisme dari sajian Taman Tugu Bunder. Seakan kembali menghidupkan suatu momen untuk mereka kenang nanti di kemudian hari dan menjadi saksi bisu dari cerita hidup mereka.
- Suasana Romantisme Di Malam Taman Tugu Bunder
Terkait dengan unsur budaya rakyat Indonesia khususnya Malang, saya akan sedikit menjabarkan makna dari sebuah hasil karya manusia ini.
Dari sebuah monumen tugu yang berada di tengah melambangkan pusat untuk kelima penjuru arah, dimana arah yang lebih diutamakan adalah yang menuju Gedung Balaikota. Sedangkan keempat arah lainnya mewakili jalan raya yang berada di luar lingkaran taman ini.
- Taman Tugu Tampak Dari Atas
Bentuk Monumen
Tugu memiliki arti tersendiri, yakni pada puncak Monumen Tugu yang
berbentuk bambu tajam berarti bahwa senjata inilah yang pertama kali
digunakan bangsa Indonesia untuk melawan tentara Belanda untuk merebut
kemerdekaan.
- Puncak Tugu
Rantai yang mengambarkan kesatuan rakyat Indonesia yang sangat menyatu dan tidak dapat dipisahkan.
Tangga yang berbentuk 4 dan 5 sudut, Bintang yang mempunyai 8 tingkat dan 17 pondasi, jadi melambangkan tanggal bersejarah Indonesia yaitu 17 Agustus 1945.
Bunga Teratai disekitar monumen yang berwarna putih dan merah melambangkan keberanian dan kesucian sesuai bendera Indonesia tercinta.
- Bunga teratai di kolam tugu
Dan demikianlah
sebuah makna tentang taman kota yang saya ambil dari salah satu taman
di kota Malang. Dimana seni arsitektur lanskap adalah suatu ilmu yang
melihat bahwa manusia, alam, dan lingkungan merupakan suatu kesatuan
yang utuh. Sumber kekayaan budaya bangsa dari fisik dan non fisik
merupakan elemen terpenting didalam suatu perancangan hasil karya
lansekap Para leluhur bangsa merupakan cikal bakalahli lansekap yang
telah menerapkan unsur tradisional dan budaya didalam karyanya dengan
penuh rasa kecintaan dan kesetiaan terhadap alam dan budaya bangsa.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan dan budayanya . .
Sumber : http://mediacenter.malangkota.go.id

Komentar